Nostalgia Dengan 5 Kota Tua Terindah di Indonesia

Mengenang Eropa di Sumatra, Paris di Jawa, dan metropolis abad ke-18
Share Article

Mengenang Eropa di Sumatra, Paris di Jawa, dan metropolis abad ke-18, kota-kota tua Indonesia yang indah ini akan membawa Anda ber-nostalgia kembali ke masa lalu.

Sejarah Indonesia yang panjang dan berliku telah meninggalkan sejumlah situs warisan yang tak ternilai. Kota-kota tua yang menawan dan bersejarah ini menjadi saksi cerita dan peristiwa yang membantu membentuk negara. Temukan di bawah ini kota tua paling indah yang tersebar di Indonesia.

Kota Tua Surabaya

Kota tua Surabaya, Sumber: Everyone Sinks Starco / Flickr
Kota tua Surabaya, Sumber: Everyone Sinks Starco / Flickr

Surabaya, Jawa Timur, pernah menjadi kota pelabuhan yang sibuk dan pusat perdagangan dan transit bagi para pedagang dari seluruh penjuru nusantara. Para penjelajah Eropa, dan Jepang, pada suatu waktu mendirikan markas di kota ini, meninggalkan jejak arsitektur negara mereka. Beberapa dari bangunan mereka masih berfungsi hingga saat ini, contohnya Hotel Majapahit dan Katedral Kepanjen. Acara minum teh di Hotel Majapahit masih menjadi salah satu kegiatan paling populer bagi mereka yang ingin merasakan kehidupan masa lampau di Surabaya.

Jalan Malioboro

Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sumber: Andhi Anindyajati / Flickr
Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sumber: Andhi Anindyajati / Flickr

Yogyakarta mungkin lebih dikenal karena kuil-kuil Jawa kunonya, tetapi kota ini juga memiliki kota tua yang indah. Bangunan dan landmark peniggalan era kolonial tersebar di seluruh kota, dan pusatnya, Kotabaru dan Malioboro sangatlah padat dengan arsitektur yang menawan. Benteng Vredeburg, dibangun pada 1776, ditempatkan secara strategis untuk memantau kegiatan di kompleks istana kesultanan terdekat, dan sekarang berfungsi sebagai museum perjuangan pra-kemerdekaan bangsa. Banyak landmark lainnya di daerah itu - pasar, toko, bank, kantor pos, dan lainnya - juga beroperasi di bekas bangunan kolonial.

Kota Tua Jakarta

Kota tua Jakarta, Sumber: ACK / Flickr
Kota tua Jakarta, Sumber: ACK / Flickr
Museum Fatahillah di Kota tua Jakarta, Sumber: siska maria / Flickr
Museum Fatahillah di Kota tua Jakarta, Sumber: siska maria / Flickr

Terletak di daerah pantai utara, Kota Tua Jakarta dulunya adalah distrik bisnis yang ramai. Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pusat penting untuk perdagangan rempah-rempah antar benua yang diatur oleh Perusahaan India Timur Belanda (Dutch East India Company), yang juga membangun kantor pusatnya di pelabuhan. Pada awal tahun 1600-an, Belanda menyusun rencana kota yang ambisius untuk membangun lingkungan benteng, lapangan umum, gereja dan landmark lainnya. Beberapa dari bangunan ini masih berdiri sampai sekarang, digunakan kembali sebagai museum dan situs warisan. Balai kota yang lama sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta, sedangkan bekas Pengadilan Tinggi kini menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

Kota Tua Bandung

Jalan Braga, Bandung, Sumber: macronix / Flickr
Jalan Braga, Bandung, Sumber: macronix / Flickr

Menjadi pusat fashion dan arsitektur yang indah, Bandung dijuluki 'Paris van Java' selama era kolonial. Pejabat Belanda membangun budaya Eropa di kota itu, dan warisan ini dilestarikan di jalan-jalan dan landmark-nya. Jalan Braga dianggap sebagai salah satu pusat budaya kota tua, diselimuti bangunan-bangunan canggih yang kini sebagian besar menjadi bar atau kafe modern. Tidak jauh dari Braga, Jalan Asia Afrika hampir seluruhnya ditempati oleh bangunan peninggalan kolonial, beberapa di antaranya digunakan kembali sebagai kantor pemerintah dan museum.

Kota Tua Semarang

Gereja Bleduk, Semarang, Sumber: Crisco 1492 / WikiCommons
Gereja Bleduk, Semarang, Sumber: Crisco 1492 / WikiCommons

Kota di Jawa Tengah ini dulunya adalah pusat perdagangan kolonial dan pusat militer selama tahun 1700-an. Dijuluki 'Little Amsterdam', bangunan-bangunan di sini menyalurkan arsitektur Eropa saat itu - ditandai dengan fasad putih dan batu bata yang elegan, jalan masuk besar dan kaca patri berwarna-warni. Beberapa hal menarik yang tidak dapat dilewatkan termasuk bangunan kantor ‘seribu pintu’, Lawang Sewu, dan Gereja Blenduk dengan kubahnya yang ikonik.

Share Article