Sawah Lingko Cancar: Harga Tiket, Daya Tarik, Jam Buka

Sawah Lingko di Manggarai, Flores, menawarkan pemandangan unik berbentuk jaring laba-laba yang kaya akan budaya dan keindahan alam khas NTT.
11 Nov 2024 ·By Izzah Putri Jurianto
·
Share Article

Sawah Lingko, atau sawah berbentuk jaring laba-laba, adalah salah satu keajaiban budaya yang hanya bisa ditemukan di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keunikan bentuknya yang menyerupai jaring laba-laba membuatnya menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan.

Sawah Lingko Cancar: Harga Tiket, Daya Tarik, Jam Buka (
Sawah Lingko Cancar: Harga Tiket, Daya Tarik, Jam Buka (thekomodobible Instagram)

Lokasi dan Rute Menuju Sawah Lingko

Sawah Lingko berada di Desa Cancar, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT. Wisatawan bisa mencapainya dari Kota Ruteng dengan perjalanan sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor, baik dengan ojek atau mobil sewaan.

Rute ini menawarkan pemandangan alam yang memukau sepanjang perjalanan menuju Puncak Bukit Weol Cancar, lokasi terbaik untuk menikmati pemandangan sawah Lingko dari ketinggian. Dari sini, pola sawah berbentuk jaring laba-laba dapat terlihat dengan jelas.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Sawah Lingko terbuka untuk umum selama 24 jam, sehingga pengunjung bisa datang kapan saja. Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal adalah Rp5.000, wisatawan nasional Rp10.000, dan untuk turis asing Rp20.000 per orang.

Harga tiket tersebut memberikan akses ke Puncak Bukit Weol Cancar, di mana pengunjung bisa menikmati pemandangan sawah yang luasnya mencapai 100 hektar. Sebaiknya datang pagi atau sore hari untuk mendapatkan pencahayaan optimal.

Daya Tarik Sawah Lingko

Sawah Lingko: Keunikan Jaring Laba-laba di Flores (
Sawah Lingko: Keunikan Jaring Laba-laba di Flores (endaginting Instagram)

Daya tarik utama Sawah Lingko adalah pola jaring laba-laba yang unik dan eksotis, yang oleh masyarakat setempat disebut “lodok” atau “odok”. Setiap petak sawah meluas dari titik pusat, menciptakan pola jaring yang menarik dan berbeda dari pola sawah biasa.

Sawah seluas 100 hektar ini bukan hanya indah untuk dilihat, tetapi juga mengandung makna budaya mendalam. Pembagian lahan dilakukan berdasarkan sistem adat yang menghargai kearifan lokal dan kedaulatan petani setempat.

Sistem lodok tidak hanya sebagai pemandangan indah, tetapi juga mewakili filosofi hidup masyarakat Manggarai. Pembagian tanah adat ini dipimpin oleh Tu’a Teno, ketua adat yang menentukan distribusi tanah sesuai dengan peran setiap keluarga dalam masyarakat.

Tradisi ini tidak hanya menjaga keseimbangan dalam pembagian lahan, tetapi juga melestarikan identitas dan budaya leluhur masyarakat Manggarai. Inilah yang membuat Sawah Lingko menjadi simbol penting dalam mempertahankan budaya dan kearifan lokal.

Share Article
Also Read