Keraton Kaibon adalah salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Banten yang mencerminkan keindahan arsitektur sekaligus kisah cinta kasih Sultan Syafudin kepada ibunya, Ratu Aisyah. Dibangun pada 1815, keraton ini merupakan saksi kejayaan Banten dengan perpaduan arsitektur Jawa, Cina, dan Eropa yang memukau.
Lokasi dan Rute Menuju Keraton Kaibon
Keraton Kaibon berlokasi di Kampung Kroya, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Letaknya yang strategis membuat keraton ini mudah diakses dari pusat Kota Serang, dan hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi atau umum.
Bagi wisatawan yang datang dari Jakarta, akses menuju Serang cukup mudah melalui tol, sehingga Keraton Kaibon menjadi destinasi favorit bagi para pengunjung dari berbagai daerah. Pengunjung bisa mengikuti jalur utama ke Kecamatan Kasemen dan mengikuti petunjuk arah menuju keraton.
Jam Buka Keraton Kaibon
Keraton Kaibon buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, sehingga pengunjung bisa menjelajahi keraton kapan saja selama jam operasional. Disarankan untuk berkunjung pagi atau sore hari, saat cuaca lebih sejuk dan pencahayaan mendukung untuk menikmati arsitektur keraton.
Harga Tiket Masuk Keraton Kaibon
Menariknya, tiket masuk ke Keraton Kaibon gratis sehingga siapa pun bisa menikmati keindahan dan sejarahnya tanpa perlu biaya. Akses gratis ini membuat keraton menjadi pilihan wisata edukatif yang ramah di kantong, cocok untuk semua kalangan.
Daya Tarik Utama Keraton Kaibon
Daya tarik utama Keraton Kaibon adalah arsitektur unik yang memadukan gaya bangunan Jawa, Cina, dan Eropa. Pintu paduraksa dengan hiasan khas Jawa-Bali, ornamen Cina, dan beberapa sentuhan Eropa memberikan keraton ini keunikan arsitektur yang jarang ditemukan.
Keraton Kaibon dibangun pada tahun 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu dari Sultan Syafudin. Nama "Kaibon" sendiri berarti sifat keibuan yang penuh kasih dan lemah lembut, sesuai dengan sosok Ratu Aisyah yang penuh cinta bagi anaknya.
Keraton Kaibon dibangun di atas lahan seluas 4 hektar dan dulunya dikelilingi oleh saluran air yang membuatnya tampak seperti mengapung. Meskipun saluran ini sekarang tidak berfungsi, sisa-sisa struktur air masih bisa ditemukan, menambah pesona keraton sebagai situs bersejarah yang menawan.