Keputusan Air France untuk mem-pensiunkan semua armada pesawat Airbus A380 dengan segera merupakan pukulan berat bagi masa depan model Airbus A380. Bahkan pelanggan setia Airbus seperti Emirates juga baru-baru ini mempertimbangkan mem-pensiun dini puluhan double-decker A380, apalagi setelah wabah Covid 19 melanda.
Pada akhir Maret, ada 237 Airbus A380 dalam kondisi layak terbang, dan 9 lagi yang masih akan dikirimkan. Mengingat jaringan penerbangan jarak jauh terpuruk sebagai konsekuensi dari wabah Covid-19, banyak pesawat model A380 saat ini sedang dalam penyimpanan.
Lalu bagaimana masa depan A380?
Air France memastikan pada 20 Mei bahwa maskapainya telah memutuskan untuk pensiun semua sembilan model A380 dengan segera. Seharusnya rencana pensiun adalah fase secara bertahap hingga akhir 2022 tetapi dalam konteks krisis karena wabah Covid-19, fast ini dipercepat. Air France akan mengambil kerugian 500 juta Euro pada armada A380-nya.
Lufthansa mengumumkan pada tanggal 7 April bahwa akan mem-pensiunkan enam dari empat belas model A380-nya secara permanen dengan segera karena konteks wabah Covid-19. Sebelum adanya wabah, Lufthansa awalnya setuju untuk menunggu mempensiunkan enam A380 hingga 2021.
Lufthansa Technik akan mengkonversi A380 untuk penumpang menjadi pesawat kargo. Kursi-kursi penumpang akan dibawa keluar dan kabin pesawat akan dimodifikasi untuk menerima kargo.
Emirates merupakan operator terbesar dengan 115 pesawat tipe A380. Minggu ini, Bloomberg mengutip sumber-sumber yang mengatakan bahwa Emirates akan mem-pensiunkan 46 model A380 secepatnya. Seharusnya Emirates berencana untuk memiliki total 162 model A380 sesuai dalam buku pesanan Airbus. Emirates telah menempatkan semua 115 model A380 dalam garasi.
Qantas Australia telah memarkirkan semua A380-nya pada tanggal 30 Maret, setelah mengumumkan pengurangan layaran rute internasional sebanyak 90 persen. Pada April 5, Airinsight mendengar rumor yang belum dikonfirmasi dari sumber dalam Qantas bahwa maskapai sedang mempelajari skenario pasca-Covid dimana Qantas akan mem-pensiunkan setengah armada A380. Hanya enam pesawat A380 yang akan kembali beroperasi.
China Southern adalah operator A380 paling aktif sejak April. Sebelum Covid, China Southern mengoperasikan A380 pada beberapa rute domestik (terutama Beijing-Guangzhou) ditambah ke Los Angeles, Sydney, dan Melbourne. Bahkan maskapai telah merencanakan untuk memulai layanan musim panas ke London Heathrow.
Etihad sedang mempertimbangkan mem-pensiunkan sepuluh A380, Reuters melaporkan pada 21 Mei mengutip sumber anonimus bahwa maskapai ini telah menangguhkan semua penerbangan dari tanggal 25 Maret selama dua minggu.
Qatar Airways' CEO Akbar Al Baker mengatakan dalam sebuah wawancara pada bulan Mei bahwa maskapainya kemungkinan akan memarkirkan semua A380 secara permanen dari sekarang. Ini akan menjadi pukulan berat bagi pesawat double-decker model A380. Sebelum Covid-19, Al Baker masih memberi mengisyaratkan mem-pensiunkan A380-nya pada tahun 2024.
Korean Air telah mempensiunkan semua 10 armada A380-nya. Layanan aktif terakhir pada 7 Maret lalu. Dalam konteks ini, masih tidak jelas apa rencana Korean Air terhadap A380 untuk kedepannya.
Asiana Airlines telah mem-parkirkan seluruh armada enam A380 di Seoul Incheon sejak 10 Maret.
Singapore Airlines memiliki 19 armada A380 yang saat ini diparker di landasan airport sejak akhir Maret karena maskapai mengurangi kapasitas dengan lebih dari 90 persen. Singapure Airlines masih tidak dapat memprediksi kapan akan kembali mengoperasikan rute jarak jauh dengan menggunakan tipe pesawat double-decker ini, dan bisa jadi, akan memakan waktu yang lama sebelum kita bisa melihat A380 terbang kembali ke langit.
British Airways telah menempatkan semua 12 A380 di dalam penyimpanan. Dari jumlah tersebut, sembilan disimpan di Perancis di bandara Chateauroux. British Airways masih mengharapkan bisa beroperasi normal pada tahun 2022, namun masih melihat situasi apa yang akan terjadi pada armada A380.
Malaysia Airlines sudah mulai memarkirkan armada A380 beberapa tahun terakhir bahkan sebelum Covid-19. Dua A380 menunjukkan sedang dalam penyimpanan, dan ada satu A380 dioperasikan untuk layanan kargo tujuan ke London pada tanggal 28 April.
Masa depan A380 dengan Thai Airways paling tidak pasti mengingat ketidakpastian maskapai penerbangan itu sendiri. Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa Thai Airways sedang mempertimbangkan mempensiunkan secara bertahap model A380 karena pesawat tersebutu memiliki biaya operasional yang terlalu besar.
All Nippon Airways telah menghentikan layanan ke Honolulu dan dua A380 diparkir di Tokyo Narita. Dua A380 lainnya baru saja memulai program tes untuk pengiriman April, namun ini telah ditunda sampai Oktober.