Lebih dari $3 miliar Nutella dinikmati setiap tahun, mengukuhkan statusnya sebagai permata mahkota bagi Grup Ferrero, keluarga terkaya Italia dengan kekayaan sekitar $40 miliar. Namun, akar dari selai hazelnut yang dicintai ini merunut sejarah berabad-abad, terkait dengan peristiwa sejarah dan kreativitas kuliner yang cerdik.
Dilema Kakao Napoleon
Kisah menarik Nutella dimulai pada tahun 1806 ketika Napoleon, Jenderal Prancis yang kemudian menjadi Kaisar, memulai blokade benua terhadap musuh maritimnya di Inggris. Langkah ini menyebabkan kekurangan kakao yang signifikan di seluruh Eropa.
Dengan sumber daya yang terbatas, koki Italia mulai menggunakan hazelnut yang melimpah di bagian barat laut Italia untuk memperluas pasokan cokelat yang semakin berkurang. Mereka mencampur kakao, hazelnut, dan gula menjadi pasta yang disebut gianduia, dinamai sesuai tokoh karnaval yang populer di wilayah Piedmont Italia.
Pindah ke tahun 1946, Eropa menghadapi kekurangan kakao yang meluas setelah berakhirnya Perang Dunia II. Seorang koki pastry Italia bernama Pietro Ferrero dari Alba, Italia, mengambil resep gianduja dan menciptakan camilan yang ditujukan untuk masyarakat umum dengan anggaran terbatas.
Camilan itu dijual dalam bentuk batangan kecil dan menjadi sangat populer. Ferrero kemudian mengubah batangan tersebut menjadi selai yang disebut Supercrema. Namun, pada tahun 1964, pemerintah Italia mulai menindak kata-kata superlatif dalam iklan, dan Supercrema terkena dampak.
Dari Supercrema ke Nutella
Putra Pietro, Michele, yang saat itu mengelola bisnis keluarga, memilih nama baru yang mencerminkan rasa kacang pada selainya. Pilihan nama itu adalah Nutella. Namun, tidak lama setelah peluncurannya, Nutella menjadi sukses besar dan mendunia.
Dengan cerita sejarah yang kaya, Nutella terus memanjakan lidah orang-orang di seluruh dunia. Selain menjadi lezat di atas roti, Nutella juga menunjukkan bahwa kadang-kadang dari krisis, tercipta inovasi kuliner yang tak terlupakan.
