Petilasan Prabu Siliwangi: Harga Tiket, Daya Tarik, Jam Buka

Petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka adalah destinasi wisata sejarah dan spiritual, dengan dua mata air legendaris yang tidak pernah surut.
7 Oct 2024 ·By Izzah Putri Jurianto
·
Share Article

Petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka menawarkan pengalaman wisata yang memadukan sejarah, legenda, dan spiritualitas. Dengan lokasi di kaki Gunung Ciremai, tempat ini menarik wisatawan yang ingin berziarah dan menikmati keindahan alam Majalengka.

Petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka: Sejarah, Spiritual, dan Pesona Alam
Petilasan Prabu Siliwangi di Majalengka: Sejarah, Spiritual, dan Pesona Alam

Lokasi dan Jam Buka

Petilasan ini terletak di Desa Pajajar, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, dan buka 24 jam setiap harinya. Wisatawan bebas datang kapan saja untuk berziarah atau menikmati pesona alam di sekitarnya.

Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk untuk dewasa adalah Rp15.000, sementara untuk anak-anak hanya Rp10.000. Pengunjung juga akan dikenakan biaya parkir sesuai kendaraan yang digunakan.

Daya Tarik Utama Petilasan Prabu Siliwangi

Daya Tarik Utama Petilasan Prabu Siliwangi
Daya Tarik Utama Petilasan Prabu Siliwangi

Daya tarik utama Petilasan ini adalah peristirahatan Prabu Siliwangi sejak tahun 1482 Masehi, serta dua mata air suci yaitu Sanghyang Talaga Pancuran dan Sanghyang Talaga Emas, yang konon airnya tak pernah surut sepanjang tahun. Mata air ini dipercaya memiliki nilai spiritual dan diyakini mampu membawa berkah.

Selain itu, petilasan ini diyakini dibangun oleh Ciung Wanara, menjadikannya tempat bersejarah yang memiliki daya tarik mistis dan spiritual. Mata air ini dipercaya digunakan oleh Prabu Siliwangi untuk beristirahat dan menyucikan diri.

Fasilitas dan Aktivitas

Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang lengkap, termasuk saung untuk beristirahat, mushola, toilet, serta area parkir yang luas. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas, mulai dari ziarah, menikmati keindahan alam, hingga mendalami sejarah dan spiritualitas Kerajaan Pajajaran.

Luas area ini mencapai 3 hektar dan juga dilindungi sebagai hutan konservasi sejak tahun 1990. Selain berziarah, wisatawan dapat berjalan-jalan di sekitar area yang teduh, menikmati suasana hutan alami, atau mengambil foto di sekitar mata air yang tenang.

Share Article
Also Read