Membangun Masa Depan AI Indonesia Memerlukan Sinergi Kolaborasi dan Regulasi yang Kuat
Membangun masa depan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia memerlukan sinergi antara kolaborasi lintas sektor dan regulasi yang kuat. Langkah-langkah strategis telah diambil untuk memastikan bahwa pengembangan AI di Tanah Air tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga menjaga etika dan kepentingan publik.
Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) 2020–2045
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Stranas KA sebagai cetak biru pengembangan AI jangka panjang. Strategi ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat dalam membangun ekosistem AI yang inklusif dan berkelanjutan. Lima prioritas utama yang ditetapkan meliputi :
-
Layanan kesehatan
-
Reformasi birokrasi
-
Pendidikan dan pengembangan talenta digital
-
Pengembangan kota pintar
-
Keamanan pangan
Kolaborasi Lintas Sektor
Kolaborasi antara berbagai sektor menjadi kunci dalam mempercepat adopsi AI di Indonesia. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan antara lain:
-
Investasi Microsoft
Microsoft mengumumkan investasi sebesar $1,7 miliar untuk infrastruktur AI dan cloud di Indonesia, termasuk pelatihan bagi 840.000 individu dalam keterampilan digital dan AI .
-
Pusat AI oleh Nvidia dan Indosat
Nvidia dan Indosat Ooredoo Hutchison berencana membangun pusat AI senilai $200 juta di Surakarta, Jawa Tengah, yang akan memperkuat infrastruktur dan pengembangan talenta lokal .
-
Model Bahasa Lokal oleh Indosat dan GoTo
Kedua perusahaan ini meluncurkan "Sahabat-AI", model bahasa yang mendukung bahasa Indonesia dan daerah, untuk mempercepat layanan berbasis AI yang relevan secara budaya .
Regulasi dan Etika AI
Meskipun belum memiliki undang-undang khusus tentang AI, Indonesia telah mengambil langkah awal melalui :
-
Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 : Mengatur etika penggunaan AI, menekankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan non-diskriminasi .
-
Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial : Dokumen ini juga mencakup aspek etika dan tata kelola AI, meskipun belum mengatur secara detail .
Indonesia juga dapat mengambil pelajaran dari regulasi internasional seperti EU AI Act, yang mengkategorikan sistem AI berdasarkan tingkat risikonya sebagai acuan dalam menyusun regulasi nasional
Tantangan dan Peluang
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan AI di Indonesia meliputi :
-
Kesenjangan Talenta Digital : Masih terbatasnya jumlah tenaga ahli di bidang AI.
-
Infrastruktur Teknologi : Kebutuhan akan infrastruktur yang memadai untuk mendukung penelitian dan implementasi AI.
-
Regulasi yang Komprehensif : Perlunya regulasi yang lebih rinci untuk mengatur penggunaan AI secara etis dan bertanggung jawab.
Namun, dengan potensi ekonomi digital yang besar dan dukungan dari berbagai pihak Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem AI global.
Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat, serta regulasi yang adaptif dan etis, Indonesia dapat membangun masa depan AI yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.