Singapura telah berada di daftar delapan kali dalam sepuluh tahun terakhir tetapi kali ini, New York bergabung di peringkat tertinggi untuk pertama kalinya.
Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia — Economist Intelligence Unit (EIU) belum lama ini merilis sebuah laporan mengenai survei biaya hidup di berbagai negara dan mendapatkan hasil bahwa Kota New York dan Singapura menduduki peringkat pertama menjadi kota termahal di dunia. Lonjakan inflasi akibat perang Ukraina yang terjadi pada tahun 2022 lalu membuat inflasi naik hingga angka 8,1%.
Menariknya, Singapura telah berada di daftar delapan kali dalam sepuluh tahun terakhir tetapi kali ini, New York bergabung di peringkat tertinggi untuk pertama kalinya karena dolar tetap kuat sepanjang tahun. Kemudian disusul oleh Tel Aviv Israel yang berada di puncak peringkat tahun lalu berada di peringkat tiga kali ini.
Bagaimana dengan Negara Lainnya di Asia?
Tingkat inflasi keseluruhan di benua Asia pada tahun 2022 kemarin berada di angka 4,5% yang berarti lebih rendah daripada angka global. Singapura tidak meninggalkan puncaknya dalam kategori ini karena tingkat inflasinya yang tinggi.
Sementara itu, enam kota di Cina naik di peringkat dengan Shanghai berada di 20 besar. Jepang, di sisi lain, melakukan yang baik karena suku bunga tetap rendah dengan Tokyo dan Osaka tergelincir ke posisi 24 dan 33.
Hotel Populer di Singapura
Pendapat Para Ahli
Seperti yang kita ketahui apabila harga bahan bakar melonjak 22% pada tahun 2022. Hal ini juga berpengaruh pada banyaknya kenaikan biaya mulai dari utilitas, barang-barang esensial, hingga listrik juga tinggi tahun ini.
Upasana Dutt, Kepala Worldwide Cost of Living di EIU menegaskan bahwa, "Perang di Ukraina, sanksi Barat terhadap Rusia dan kebijakan zero-covid Cina telah menyebabkan masalah rantai pasokan yang, dikombinasikan dengan kenaikan suku bunga dan perubahan nilai tukar, telah menyebabkan krisis biaya hidup di seluruh dunia."
Dia menambahkan, "Kami dapat dengan jelas melihat dampak dalam indeks tahun ini, dengan kenaikan harga rata-rata di 172 kota dalam survei kami adalah yang terkuat yang kami lihat dalam 20 tahun data digital yang kami miliki. Kami mengharapkan harga akan mulai mereda dalam tahun mendatang saat kemacetan pasokan mulai mereda dan ekonomi yang melambat membebani permintaan konsumen."