Letusan terakhir Gunung Sinabung terjadi pada tahun 2020 ๐
Gunung Sinabung adalah gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Gunung Sinabung adalah salah satu gunung berapi tertinggi di Sumatera, dengan ketinggian 2.460 meter (8.070 kaki). Letaknya sekitar 25 kilometer (16 mil) dari kota Berastagi dan sekitar 90 kilometer (56 mil) dari Medan, ibu kota provinsi Sumatera Utara.
Gunung berapi ini telah aktif sejak 2010, setelah tertidur selama 400 tahun. Ini adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan telah meletus secara teratur sejak 2013.
Gunung berapi ini merupakan tujuan wisata populer bagi mereka yang tertarik dengan hiking dan mendaki gunung. Ada beberapa jalur yang mengarah ke puncak, yang menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari daerah sekitarnya. Pengunjung disarankan untuk memeriksa dengan pihak berwenang setempat sebelum mencoba mendaki ke puncak karena kondisinya dapat berubah dengan cepat karena aktivitas gunung berapi.
Letusan tahun 2020 ๐
Letusan terakhir Gunung Sinabung terjadi pada 19 Februari 2020. Letusan berlangsung selama kurang lebih tiga menit dan mengirimkan kolom abu dan asap lebih dari 3 kilometer (2 mil) ke udara. Tidak ada laporan cedera atau kerusakan.
Gunung Sinabung telah ditetapkan sebagai Level 4 (level tertinggi) pada skala bahaya gunung berapi oleh pemerintah Indonesia. Ini berarti bahwa itu dianggap sebagai "bahaya yang akan segera terjadi" dan bahwa letusan besar dapat terjadi kapan saja dengan sedikit atau tanpa peringatan.
Mereka yang tinggal di dekat Gunung Sinabung telah dievakuasi beberapa kali selama beberapa tahun terakhir karena letusan menjadi lebih sering dan lebih intens. Perintah evakuasi terbaru dikeluarkan pada 2019 setelah serangkaian letusan besar mengirim abu dan puing-puing menghujani desa-desa terdekat. Lebih dari 30.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di tempat penampungan sementara yang didirikan oleh pemerintah.
Meski berbahaya, banyak orang tetap hidup di bawah bayang-bayang Gunung Sinabung karena tidak punya pilihan lain. Mereka bergantung pada pertanian dan kegiatan subsisten lainnya untuk mencari nafkah dan tidak mampu untuk pindah. Bagi orang-orang ini, risiko letusan hanyalah bagian dari kehidupan.