Museum Rumah Cut Nyak Dhien, yang terletak di Aceh Besar, adalah cagar budaya yang menyimpan kisah perjuangan Cut Nyak Dhien, pahlawan wanita Aceh melawan penjajahan Belanda. Bangunan ini merupakan replika rumah panggung tradisional Aceh yang pernah ditinggali oleh Cut Nyak Dhien bersama suaminya, Teuku Umar. Setelah dibakar oleh Belanda, rumah ini direnovasi untuk menjaga kenangan dan semangat juang rakyat Aceh.
Lokasi Museum Rumah Cut Nyak Dhien
Museum ini berada di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Dengan jarak sekitar 10 km dari pusat Kota Banda Aceh, lokasi museum ini mudah diakses, menjadikannya destinasi wisata sejarah yang menarik bagi wisatawan.
Jam Buka Museum Rumah Cut Nyak Dhien
Museum Rumah Cut Nyak Dhien buka untuk umum setiap hari dari pukul 08.30 hingga 12.30 dan dilanjutkan lagi pukul 14.00 hingga 17.00. Dengan begitu, pengunjung dapat mengatur waktu dengan lebih fleksibel.
Harga Tiket Masuk
Mengunjungi Museum Rumah Cut Nyak Dhien tidak dikenakan biaya alias gratis. Hal ini membuatnya menjadi tempat yang ramah bagi semua kalangan yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Aceh.
Daya Tarik Museum Rumah Cut Nyak Dhien
Rumah Panggung Khas Aceh: Museum ini dibangun dengan gaya rumah panggung tradisional Aceh, menggunakan atap rumbia dan didukung oleh 65 tiang kayu ulin sebagai penyangga. Arsitektur ini mencerminkan keindahan dan kekuatan rumah adat Aceh.
Sejarah Perjuangan Cut Nyak Dhien: Museum ini menampilkan berbagai artefak, termasuk barang-barang pribadi dan senjata yang digunakan Cut Nyak Dhien dalam perjuangannya melawan Belanda. Foto dan dokumen sejarah yang dipajang juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan perjuangan Cut Nyak Dhien.
Fasilitas Pengunjung: Museum ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti mushola, rumah makan, toilet, area parkir yang luas, dan toko oleh-oleh yang menjual cendera mata khas Aceh.
Renovasi Sejarah: Rumah ini merupakan replika setelah rumah asli dibakar oleh Belanda, tetapi tetap mempertahankan desain dan elemen asli sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah perjuangan Aceh.