Kelenteng Tjoe Hwie Kiong: Sejarah dan Budaya Tionghoa di Kediri

Kelenteng Tjoe Hwie Kiong, yang dibangun pada tahun 1817, merupakan tempat ibadah dan pusat budaya bagi komunitas Tionghoa di Kediri, Jawa Timur. Kelenteng ini terkenal karena arsitektur khas Tionghoa serta perannya dalam mempertahankan tradisi keagamaan dan budaya selama lebih dari dua abad.

Kelenteng Tjoe Hwie Kiong berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 148, Pakelan, Kota Kediri, Jawa Timur.

Lokasinya sangat strategis, hanya sekitar 10-15 menit dari pusat Kota Kediri dan mudah diakses dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Jalur utama seperti Jalan Dhoho dan Jalan Yos Sudarso memudahkan wisatawan untuk menemukan kelenteng ini.

Kelenteng ini buka setiap hari mulai pukul 05.30 hingga 20.00 WIB, dan tidak ada biaya tiket masuk, sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan kelenteng secara gratis.

Daya tarik utama kelenteng ini adalah patung Dewi Mak Co, dewi pelindung para pelaut, yang menjadi pusat ibadah umat Tao dan Konghucu. Arsitektur kelenteng dengan ukiran khas Tionghoa, atap melengkung, serta warna-warna merah dan emas yang mendominasi menciptakan suasana spiritual dan tradisional yang kental.

Sebagai salah satu bangunan tertua di Kediri, Kelenteng Tjoe Hwie Kiong telah diakui sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Kediri. Meskipun tidak ada catatan pasti tentang siapa yang membangun kelenteng ini, diyakini bahwa komunitas Tionghoa Kediri yang memulai pembangunannya pada awal abad ke-19.

Kelenteng ini juga menjadi pusat pementasan Wayang Potehi, sebuah seni pertunjukan wayang boneka tradisional Tionghoa yang menceritakan legenda-legenda kuno. Pertunjukan ini sering menarik wisatawan yang tertarik pada kebudayaan Tionghoa.

Pengunjung akan menemukan beberapa fasilitas dasar di sekitar kelenteng, seperti: