Bandara paling utara di dunia adalah Bandara Alert (IATA: YLT, ICAO: CYLT) yang terletak di Alert, Nunavut, Kanada sekitar 830 km dari Kutub Utara. Bandara ini merupakan fasilitas militer yang dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Nasional Kanada dan tidak melayani penerbangan komersial terjadwal. Bandara ini digunakan untuk mendukung operasi militer dan penelitian ilmiah di wilayah Arktik.

Namun, jika merujuk pada bandara paling utara yang melayani penerbangan komersial terjadwal, maka Bandara Svalbard (IATA: LYR, ICAO: ENSB) di Longyearbyen, Norwegia, adalah yang paling utara. Bandara ini terletak di kepulauan Svalbard dan merupakan pintu gerbang utama bagi wisatawan dan peneliti yang menuju Arktik. ​

Tantangan Perubahan Iklim

Bandara Svalbard menghadapi tantangan serius akibat perubahan iklim. Landasan pacu sepanjang 2.483 meter yang dibangun di atas lapisan permafrost kini mengalami pencairan, menyebabkan ketidakstabilan struktur dan meningkatkan risiko kerusakan. Permafrost adalah tanah yang tetap beku selama setidaknya dua tahun, dan pencairannya dapat mengakibatkan deformasi pada infrastruktur yang dibangun di atasnya.

Peningkatan suhu di wilayah Arktik menyebabkan pencairan permafrost, yang berdampak pada stabilitas landasan pacu dan bangunan lainnya. Hal ini memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah tersebut.​

Upaya Penanganan

Untuk mengatasi masalah ini, otoritas bandara dan pemerintah Norwegia telah mengambil langkah-langkah seperti:​

• Menggunakan bahan isolasi termal di bawah landasan pacu untuk mengurangi transfer panas dari permukaan.​

• Melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi permafrost dan struktur landasan pacu.​

• Menyesuaikan desain dan teknik konstruksi untuk menghadapi kondisi tanah yang berubah.​

Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan keselamatan operasional bandara dan mempertahankan konektivitas ke wilayah Arktik yang penting bagi penelitian ilmiah dan kegiatan ekonomi.