Sejarah Benteng Keraton Buton, Benteng Terluas di Dunia
Benteng Keraton Buton, yang berada di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, dikenal sebagai benteng terluas di dunia. Dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III, benteng ini berdiri megah di atas Bukit Wolio dengan luas sekitar 23,375 hektar.

Lokasi Benteng Keraton Buton
Benteng Keraton Buton terletak di Jalan Labuke, Melai, Kecamatan Murhum, Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Lokasinya di atas Bukit Wolio memberikan pemandangan indah Kota Bau-Bau dan sekitarnya. Benteng ini mudah dijangkau dari pusat kota, membuatnya menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi wisatawan.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Benteng Keraton Buton buka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 17.00 WITA, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menjelajahi area benteng sepanjang hari. Harga tiket masuk sangat terjangkau, hanya Rp5.000 per orang, menjadikan kunjungan ke benteng ini pilihan yang ramah kantong.
Daya Tarik Benteng Keraton Buton

Benteng Terluas di Dunia
Dengan luas mencapai 23,375 hektar dan dinding sepanjang 2.740 meter, Benteng Keraton Buton merupakan benteng terluas di dunia. Pengakuan ini diperoleh dari Guinness World Records dan MURI pada tahun 2006. Benteng ini dibangun dari batu kapur tanpa semen, menunjukkan keahlian arsitektur Kesultanan Buton pada masanya.
Sejarah Kesultanan Buton
Benteng Keraton Buton didirikan oleh Sultan Buton III, La Sangaji, yang bergelar Sultan Kaimuddin pada masa pemerintahannya (1591-1596). Pendirian benteng ini bertujuan sebagai pusat pertahanan dan perlindungan bagi Kesultanan Buton, yang kala itu menjadi salah satu kerajaan maritim yang kuat di wilayah Sulawesi.
Pemandangan dari Bukit Wolio
Terletak di atas Bukit Wolio, benteng ini menawarkan panorama yang menakjubkan, baik pemandangan laut maupun kota Bau-Bau. Pengunjung dapat menikmati keindahan kota dari ketinggian, terutama pada sore hari saat matahari mulai terbenam.
Warisan Arsitektur dan Budaya
Selain fungsinya sebagai benteng pertahanan, Benteng Keraton Buton juga menyimpan banyak peninggalan bersejarah seperti rumah adat kesultanan dan makam para Sultan Buton. Kompleks ini menjadi pusat kebudayaan dan sejarah masyarakat Buton hingga hari ini, dengan berbagai ritual adat dan perayaan budaya masih dilakukan di sini.