RWMF 2025 Berakhir Sukses: Musik, Aksi Lingkungan, dan Persatuan

Rainforest World Music Festival (RWMF) 2025 resmi ditutup pada Minggu, 22 Juni kemarin di Sarawak Cultural Village, Malaysia. Edisi ke-28 ini benar-benar jadi pesta musik dunia yang nggak cuma meriah, tapi juga penuh makna

Musik dari Berbagai Belahan Dunia

Festival ini menghadirkan lebih dari 200 musisi dari 20 negara, dengan target kehadiran sekitar 30.000 pengunjung mengalahkan rekor tahun lalu yang mencapai 26.000 orang. Mulai dari musik tradisional, fusion, hingga penampilan seru seperti:

  • Otyken (Siberia) dengan suara throat singing dan instrumen khas mereka

  • Earth, Wind & Fire Experience oleh Al McKay, bawain hits legendaris seperti September

  • Musisi lokal seperti At Adau yang sukses tutup acara, menyatukan alat musik tradisional sape dengan energi modern

Persatuan dan Gerakan Lingkungan

Sebelum festival dimulai, RWMF menyelenggarakan Rainforest Youth Summit (RAYS) diikuti 700 delegasi muda dari seluruh Asia Tenggara. Mereka diskusi soal lingkungan, budaya, dan aksi nyata menuju masa depan berkelanjutan. Tema besar “Connections: One Earth, One Love” dipakai untuk mengintegrasikan nilai persatuan dan cinta terhadap planet kita di setiap rangkaian acara.

Teknis lingkungan juga nggak main-main:

  • Penerangan pakai energi surya

  • Stasiun isi ulang air minum (BYOB)

  • Program komposting sampah makanan

  • Zona edukasi jejak karbon seperti Green Ruai

  • Komitmen tanam 10.000 pohon hingga 2027

Dampak Ekonomi & Budaya

Dengan ribuan pengunjung, RWMF jadi booster ekonomi lokal di Sarawak dan tetap menjaga keasliannya tidak dikomersialisasi atau dipindah ke tempat lain. Sponsor kelas dunia dan dukungan maskapai seperti Malaysia Airlines juga turut menyukseskan acara ini.