Kemenpar Dorong Jamu Jadi Daya Tarik Lewat Acaraki Festival

Dalam upaya memajukan sektor pariwisata berbasis kesehatan dan kearifan lokal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi Acaraki Festival, sebuah ajang yang bertujuan mengangkat jamu tradisional Indonesia sebagai bagian dari wisata kebugaran (wellness tourism).

Festival ini menjadi momentum penting untuk menguatkan posisi jamu tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai produk unggulan wisata yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Jamu: Warisan Leluhur yang Potensial untuk Pariwisata Modern

Jamu bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Ramuan herbal yang dibuat dari rempah-rempah lokal ini telah digunakan secara turun-temurun untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun, selama ini jamu sering kali dipandang sebelah mata dan kalah pamor dengan produk kesehatan modern.

Lewat Acaraki Festival, Kemenparekraf berupaya mereposisi jamu menjadi gaya hidup sehat yang relevan dengan tren global, khususnya dalam sektor wellness tourism yang terus berkembang pascapandemi.

Acaraki Festival: Perpaduan Tradisi dan Inovasi

Kata acaraki sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti peracik jamu. Dalam festival ini, para acaraki (peramu jamu) dari berbagai daerah diundang untuk menunjukkan keahlian mereka dalam meracik ramuan jamu secara langsung di hadapan pengunjung. Festival ini juga diisi dengan:

  • Workshop pembuatan jamu modern dan tradisional

  • Talkshow kesehatan bersama pakar herbal dan influencer wellness

  • Pameran produk-produk jamu lokal dan turunannya

  • Sesi yoga, meditasi, dan perawatan spa berbasis herbal

Dengan konsep ini, wisatawan tidak hanya bisa mencicipi jamu, tapi juga belajar, merasakan langsung manfaatnya, bahkan membawanya pulang sebagai produk oleh-oleh.

Wisata Kebugaran: Tren Baru yang Relevan

Dalam beberapa tahun terakhir, tren wisata berbasis kesehatan dan kebugaran semakin meningkat. Banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, mulai mencari pengalaman yang memberi manfaat bagi tubuh dan pikiran, bukan sekadar hiburan. Inilah yang mendorong Kemenparekraf untuk menempatkan jamu sebagai bagian dari ekosistem wellness tourism nasional.