Bandara Husein Sudah Tidak Memungkinkan Didarati Pesawat Jet Lagi
Bandara Husein Sastranegara di Bandung kini menghadapi kenyataan baru. Bandara yang dulunya menjadi pintu gerbang utama udara ke Kota Kembang itu sudah tidak memungkinkan lagi untuk didarati oleh pesawat jet komersial, terutama jenis narrow-body seperti Boeing 737 atau Airbus A320. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh pihak otoritas penerbangan dan operator bandara setelah dilakukan kajian teknis dan regulasi terkait operasional bandara.
Salah satu alasan utama adalah kondisi landasan pacu (runway) dan area lingkungan sekitar bandara. Bandara Husein terletak di tengah kota dengan keterbatasan ruang yang sangat sempit. Dikelilingi oleh pemukiman padat, serta kontur geografis yang tidak ideal, membuat bandara ini tidak lagi memenuhi standar keselamatan untuk penerbangan pesawat jet berukuran sedang hingga besar.
Panjang runway yang hanya sekitar 2.200 meter juga menjadi kendala utama. Pesawat jet modern memerlukan panjang landasan yang cukup untuk lepas landas dan mendarat dengan aman, terlebih ketika membawa penumpang dalam jumlah penuh dan bahan bakar untuk jarak jauh. Selain itu, kondisi permukaan runway dan fasilitas pendukung lainnya dinilai sudah tidak mendukung untuk aktivitas pesawat jet secara berkelanjutan.
Dengan keputusan ini, maka penerbangan jet domestik dan internasional yang sebelumnya dilayani di Bandara Husein telah sepenuhnya dialihkan ke Bandara Kertajati di Majalengka. Bandara Kertajati kini menjadi bandara utama yang melayani rute-rute besar dari dan menuju Jawa Barat, termasuk ke Jakarta, Surabaya, Bali, hingga destinasi internasional seperti Kuala Lumpur dan Singapura.
Sementara itu, Bandara Husein Sastranegara masih tetap beroperasi, namun hanya untuk pesawat jenis baling-baling (turboprop) seperti ATR 72, yang digunakan oleh maskapai seperti Wings Air. Pesawat jenis ini dinilai masih aman dan sesuai dengan kapasitas serta kondisi landasan Husein saat ini.