Iran-Israel Makin Panas, Penerbangan ke Dubai Jadi Kacau

Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel kembali memuncak dan menimbulkan dampak besar, tidak hanya secara diplomatik, tetapi juga terhadap sektor transportasi udara di kawasan Timur Tengah.

Salah satu yang terdampak secara signifikan adalah penerbangan menuju dan dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Dalam beberapa hari terakhir, jadwal penerbangan mengalami gangguan serius akibat konflik yang kian panas.

Zona Udara Jadi Tidak Aman

Peningkatan intensitas konflik antara Iran dan Israel menyebabkan zona udara di sekitarnya dinyatakan sebagai area berisiko tinggi oleh sejumlah otoritas penerbangan internasional. Beberapa maskapai besar dari Eropa dan Asia bahkan mengalihkan rute penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara Iran dan sebagian wilayah Teluk. Akibatnya, durasi perjalanan menjadi lebih panjang dan jadwal penerbangan mengalami penyesuaian mendadak.

Penerbangan ke Dubai Tertunda dan Dialihkan

Sebagai salah satu hub penerbangan internasional paling sibuk di dunia, Bandara Internasional Dubai (DXB) ikut terdampak. Sejumlah penerbangan menuju Dubai dilaporkan tertunda, dialihkan, bahkan dibatalkan karena kekhawatiran atas keselamatan di jalur udara yang dilalui. Maskapai seperti Emirates, Qatar Airways, Lufthansa, hingga Singapore Airlines mengambil langkah antisipatif demi menjaga keamanan penumpang dan kru.

Penumpang Resah dan Bandara Padat

Situasi ini menimbulkan kepanikan dan kebingungan di kalangan penumpang, terutama mereka yang transit di Dubai untuk melanjutkan penerbangan ke Eropa, Afrika, atau Asia Selatan. Banyak penumpang terpaksa menunggu berjam-jam di bandara atau harus menginap semalam karena ketidakpastian jadwal. Kepadatan di ruang tunggu dan meja layanan pelanggan pun tak terhindarkan.

Otoritas UEA Minta Publik Tenang

Menanggapi kekacauan ini, otoritas penerbangan Uni Emirat Arab mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama. Mereka juga bekerja sama dengan maskapai dan otoritas regional untuk terus memantau perkembangan situasi keamanan udara. UEA meminta publik agar tidak panik dan menunggu informasi resmi sebelum melakukan perjalanan ke kawasan terdampak.