Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali Kembali Normal Setelah Erupsi Gunung Lewotobi Mereda

Setelah sempat mengganggu aktivitas penerbangan di beberapa wilayah Indonesia bagian timur, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai mereda. Meredanya aktivitas vulkanik tersebut membawa angin segar, terutama bagi dunia transportasi udara, khususnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, yang sempat terdampak oleh sebaran abu vulkanik.

Aktivitas Vulkanik Mulai Menurun

Gunung Lewotobi Laki-laki yang beberapa waktu lalu mengalami peningkatan aktivitas, kini menunjukkan tanda-tanda penurunan. Berdasarkan laporan dari Badan Geologi dan PVMBG, erupsi yang sebelumnya disertai lontaran abu setinggi hingga 1.000 meter kini sudah berkurang intensitasnya. Status gunung pun diturunkan dari level Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II) karena penurunan tekanan dari dalam kawah.

Bandara Ngurah Rai Kembali Beroperasi Normal

Akibat abu vulkanik yang terbawa angin ke arah barat, sejumlah penerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai sempat mengalami penundaan dan pembatalan. Namun, seiring meredanya aktivitas Gunung Lewotobi dan membaiknya kondisi cuaca, operasional di Bandara Ngurah Rai telah kembali berjalan normal. Pihak Angkasa Pura I memastikan bahwa jalur udara aman untuk dilewati dan tidak ada partikel abu yang terdeteksi di sekitar wilayah bandara.

Maskapai Kembali Lanjutkan Jadwal Penerbangan

Beberapa maskapai yang sempat menunda jadwal keberangkatan kini sudah kembali melayani penumpang sesuai jadwal normal. Penumpang yang sebelumnya terdampak penundaan telah diakomodasi ulang oleh pihak maskapai dengan baik. Proses refund dan rebooking juga dilakukan secara fleksibel untuk memudahkan calon penumpang.

Masyarakat Diimbau Tetap Waspada

Meski erupsi telah mereda, masyarakat yang berada di sekitar lereng Gunung Lewotobi tetap diimbau untuk waspada. PVMBG mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius dua kilometer dari puncak kawah aktif, karena potensi letusan kecil atau lontaran material masih bisa terjadi sewaktu-waktu.