Penerbangan Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Turis Asing Lebih Pilih Naik Kapal

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur kembali mengganggu aktivitas transportasi di wilayah sekitar. Sejumlah penerbangan dari dan menuju Bandara Gewayantana dan Bandara Frans Seda mengalami gangguan bahkan pembatalan, akibat sebaran abu vulkanik yang membahayakan keselamatan penerbangan.

Kondisi ini memaksa banyak wisatawan, termasuk turis asing, untuk mencari alternatif transportasi lain salah satunya dengan menggunakan kapal laut.

Gangguan Penerbangan Akibat Erupsi

Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Pulau Flores kembali mengalami erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik ke udara. Sebaran abu mencapai ketinggian ribuan meter dan terbawa angin ke arah timur laut dan timur, mencakup area sekitar bandara dan jalur penerbangan.

Akibatnya, pihak otoritas penerbangan sipil memutuskan untuk menutup sementara sejumlah rute penerbangan domestik, terutama yang melintasi wilayah terdampak. Maskapai penerbangan seperti Wings Air, Citilink dan NAM Air terpaksa menunda hingga membatalkan penerbangan ke dan dari Flores Timur, Larantuka, serta Maumere demi keselamatan penumpang dan kru.

Turis Asing Pilih Jalur Laut

Kondisi yang tidak menentu membuat para turis asing yang sebelumnya berlibur di Flores memilih berpindah ke jalur laut. Pelabuhan-pelabuhan kecil di Larantuka dan Maumere menjadi titik tumpu keberangkatan mereka menuju Kupang, Labuan Bajo, atau bahkan ke Bali dengan kapal cepat maupun kapal feri.

Beberapa operator kapal melaporkan peningkatan jumlah penumpang dalam dua hari terakhir, mayoritas adalah wisatawan mancanegara yang tidak ingin memperpanjang masa tinggal mereka karena jadwal kembali ke negara asal atau destinasi selanjutnya.