Indonesia Turun Peringkat di Global Muslim Travel Index 2025, Ada Apa?
Indonesia dikenal sebagai salah satu destinasi wisata halal unggulan dunia. Namun, pada laporan terbaru Global Muslim Travel Index (GMTI) 2025, posisi Indonesia mengalami penurunan yang cukup mencolok. Dari yang sebelumnya berada di peringkat pertama bersama Malaysia, kini Indonesia harus rela turun ke peringkat ketiga. Penurunan ini tentu menjadi perhatian penting, terutama bagi sektor pariwisata halal yang selama ini menjadi salah satu kekuatan Indonesia.
Tentang Global Muslim Travel Index (GMTI)
Global Muslim Travel Index merupakan laporan tahunan yang dirilis oleh CrescentRating dan Mastercard. Indeks ini mengukur daya saing suatu negara dalam menyediakan fasilitas dan layanan ramah Muslim bagi wisatawan, baik dari segi infrastruktur, aksesibilitas, lingkungan, hingga layanan halal. GMTI menjadi acuan penting bagi wisatawan Muslim dalam menentukan destinasi liburan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Faktor-Faktor Penurunan Peringkat Indonesia
Beberapa faktor menjadi penyebab utama turunnya peringkat Indonesia di GMTI 2025. Pertama, adanya ketidakstabilan kebijakan dan kurangnya percepatan dalam pengembangan infrastruktur wisata halal pasca-pandemi. Beberapa fasilitas seperti tempat ibadah di destinasi wisata, restoran bersertifikasi halal, hingga layanan ramah Muslim lainnya belum mengalami peningkatan signifikan.
Kedua, persaingan global yang semakin ketat. Negara-negara lain seperti Arab Saudi dan Turki terus berinovasi dan berinvestasi besar-besaran dalam sektor wisata halal. Bahkan, Arab Saudi kini menempati posisi kedua, didorong oleh program transformasi wisatanya yang agresif.
Ketiga, kurangnya promosi konsisten dan terfokus mengenai destinasi halal di Indonesia. Meskipun Indonesia kaya akan destinasi yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim, promosi yang tidak terintegrasi secara nasional membuat daya tariknya kurang optimal di mata wisatawan internasional.
Dampak Terhadap Pariwisata Indonesia
Penurunan peringkat ini tentu bisa berdampak pada kepercayaan dan minat wisatawan Muslim global untuk berkunjung ke Indonesia. Apalagi, segmen wisatawan Muslim adalah salah satu pasar terbesar dan tumbuh cepat dalam industri pariwisata global. Jika tidak segera ditanggapi, Indonesia bisa kehilangan peluang ekonomi dari pasar ini.
Namun demikian, Indonesia masih memiliki modal besar. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, potensi untuk kembali menjadi yang terdepan dalam pariwisata halal sangat terbuka lebar. Tinggal bagaimana pemerintah dan pelaku industri memperbaiki strategi dan mempercepat langkah.
Upaya Perbaikan yang Perlu Dilakukan
Untuk mengembalikan posisi Indonesia di GMTI, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, memperkuat infrastruktur wisata halal, seperti memperbanyak restoran dan hotel bersertifikasi halal, serta menyediakan sarana ibadah yang nyaman dan mudah diakses.
Kedua, meningkatkan literasi dan pelatihan kepada pelaku wisata lokal agar lebih memahami kebutuhan wisatawan Muslim. Ketiga, menyusun strategi promosi yang terarah dan berkelanjutan di pasar internasional.
Selain itu, penting juga bagi pemerintah untuk menjadikan pariwisata halal sebagai prioritas nasional dan menyatukan seluruh stakeholder dalam satu visi bersama.