Liburan ke Bromo Wisatawan Diminta Tidak Naik Motor Matic, Kenapa?

Gunung Bromo salah satu destinasi wisata alam paling populer di Indonesia, kembali ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pemandangan kawah yang menakjubkan, lautan pasir yang luas, dan udara sejuk menjadi daya tarik utama kawasan ini. Namun, belakangan ini pihak pengelola dan petugas di lapangan mengimbau para wisatawan untuk tidak menggunakan motor matic saat menuju kawasan Bromo. Lalu, kenapa?

Alasan utama larangan penggunaan motor matic ke Bromo adalah faktor keselamatan. Medan menuju Bromo terkenal ekstrem, terutama jika melalui jalur-jalur menanjak seperti Cemoro Lawang atau Jemplang. Jalanan curam, berbatu dan licin terutama saat musim hujan membutuhkan kendaraan dengan torsi besar dan sistem pengereman yang kuat. Motor matic, yang umumnya dirancang untuk jalanan perkotaan yang halus dan datar, tidak memiliki kemampuan optimal untuk menaklukkan medan seperti ini.

Selain itu, sistem transmisi otomatis pada motor matic membuat pengendara tidak bisa mengatur tenaga dan gigi secara manual sesuai kebutuhan medan. Akibatnya, motor bisa kehilangan tenaga di tanjakan atau mengalami selip saat melewati pasir halus yang menjadi ciri khas Bromo. Ini tentu sangat berisiko, baik bagi pengendara sendiri maupun pengguna jalan lainnya.

Beberapa kasus kecelakaan atau motor mogok di jalur Bromo kerap kali melibatkan sepeda motor jenis matic. Tidak jarang pula pengendara harus dibantu warga sekitar atau bahkan ditarik oleh kendaraan lain karena motor tidak mampu melanjutkan perjalanan. Hal ini tentu merepotkan dan bisa merusak pengalaman wisata itu sendiri.

Pihak pengelola taman nasional pun menyarankan wisatawan untuk menggunakan motor jenis trail, bebek gigi atau menyewa jeep lokal yang sudah disiapkan khusus untuk menjelajah kawasan Bromo. Selain lebih aman, kendaraan tersebut juga lebih ramah terhadap lingkungan dan ekosistem setempat karena mengikuti jalur resmi yang sudah ditentukan.

Bagi wisatawan yang tetap ingin merasakan pengalaman berkendara sendiri, disarankan untuk benar-benar mengecek kondisi kendaraan, memahami medan yang akan dilalui, dan mempertimbangkan kondisi cuaca. Jangan sampai keinginan berpetualang justru berubah menjadi pengalaman yang membahayakan.