Kini Wisatawan Bisa Naik Kereta dari Rusia ke Korea Utara, Rute 10ribu Kilometer

Dunia pariwisata kembali dikejutkan dengan kabar menarik dari Asia dan Eropa: wisatawan kini bisa melakukan perjalanan kereta api dari Rusia hingga ke Korea Utara. Jalur ini disebut-sebut sebagai salah satu rute kereta terpanjang di dunia yang bisa diakses oleh pelancong asing, memberikan pengalaman unik dan berbeda dari perjalanan wisata pada umumnya.

Perjalanan ini dimulai dari Moskow, ibu kota Rusia, dan berakhir di Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Rute ini membentang sejauh lebih dari 10.000 kilometer, melintasi hamparan luas Siberia, hutan, dataran salju, dan kota-kota kecil yang menawarkan pemandangan khas Eropa Timur hingga Asia Timur Laut. Ini adalah perjalanan lintas negara yang membutuhkan waktu hingga beberapa minggu jika dilalui dengan kereta reguler dan beberapa persinggahan.

Yang membuat rute ini begitu istimewa adalah status Korea Utara sebagai salah satu negara paling tertutup di dunia. Selama bertahun-tahun, akses masuk ke negara tersebut sangat terbatas, terutama bagi wisatawan asing. Namun, kini ada peluang baru melalui kerja sama terbatas antara agen perjalanan khusus dan pemerintah Korea Utara, yang membuka rute kereta ini untuk wisata dalam skala yang sangat terbatas dan terkontrol ketat.

Wisatawan yang mengikuti perjalanan ini akan menikmati pengalaman budaya yang sangat berbeda, mulai dari nuansa klasik kota-kota Rusia, hingga suasana unik yang hanya bisa ditemukan di Korea Utara. Selain itu, mereka juga akan melintasi jalur legendaris Trans-Siberian Railway, yang sendiri sudah terkenal sebagai salah satu rute kereta paling menakjubkan di dunia.

Meski menawarkan daya tarik yang luar biasa, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Pengurusan visa yang rumit, pemeriksaan ketat, dan aturan ketat di dalam wilayah Korea Utara menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman ini. Namun, justru itulah yang membuat perjalanan ini begitu eksklusif dan diminati oleh kalangan wisatawan pencari pengalaman ekstrem dan unik.

Dengan dibukanya akses ini, harapannya adalah dapat mendorong pemahaman lintas budaya dan membuka peluang baru di bidang pariwisata alternatif. Meski bersifat terbatas, rute ini menjadi bukti bahwa pariwisata masih bisa menjadi jembatan antarbenua, bahkan di tengah perbedaan ideologi dan sistem pemerintahan.