Gamsutl, Kota Mati di Rusia Kini Diminati Wisatawan Dunia

Di pegunungan Dagestan, Rusia terdapat sebuah permukiman kuno yang sepi namun menyimpan daya tarik luar biasa: Gamsutl, sering dijuluki "Kota Mati". Meski telah ditinggalkan penduduknya sejak 2015, tempat ini justru mengalami peningkatan kunjungan wisatawan hingga 300% dalam 5 tahun terakhir. Apa yang membuat reruntuhan di ketinggian 1.500 meter ini begitu memikat?

Sejarah Kelam Kota di Atas Awan

Gamsutl dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu oleh suku lokal sebagai benteng pertahanan. Lokasinya yang terisolasi di puncak gunung membuatnya sulit dijangkau musuh. Namun, justru isolasi inilah yang akhirnya menjadi penyebab kematiannya:

  • Tahun 1970-an: Populasi menyusut drastis karena minimnya akses pendidikan dan pekerjaan.

  • Tahun 2015: Terakhir penduduk meninggalkan Gamsutl setelah kematian satu-satunya warga yang bertahan.

  • Kini: Hanya tersisa sekitar 60 rumah batu yang sebagian besar atapnya telah runtuh.

Daya Tarik Wisata yang Tak Terduga

Meski disebut Kota Mati, Gamsutl justru menawarkan pengalaman wisata yang unik:

  1. Pemandangan Dramatis: Kota ini seperti menggantung di tebing dengan latar belakang Pegunungan Kaukasus.

  2. Aura Misterius: Lorong-lorong sempit dan rumah kosong menciptakan atmosfer mirip film horor.

  3. Spot Fotografi Instagramable: Kontras antara reruntuhan dan alam liar menjadi daya tarik utama.

Tantangan Menuju Gamsutl

Mencapai kota ini bukan hal mudah:

  • Perjalanan 4 jam dari kota terdekat (Makhachkala) dengan jeep.

  • Trekking ekstrem selama 1,5 jam melewati jalan setapak curam.

  • Tidak ada fasilitas: Wisatawan harus membawa bekal makanan dan air sendiri.

Mengapa Wisatawan Tertarik?

Menurut Ivan Petrov, pemandu wisata lokal:
"Orang datang untuk merasakan kesepian yang poetik dan melihat langsung bagaimana waktu mengubur sebuah peradaban"
Beberapa pengunjung bahkan mengaku mengalami sensasi mistis saat menjelajahi rumah-rumah yang masih menyimpan perabotan tua.

Kontroversi dan Masa Depan

Pemerintah Dagestan berencana mengembangkan Gamsutl sebagai desa wisata dengan restorasi terbatas. Namun, sebagian orang menentangnya:

  • Kekhawatiran: Komersialisasi akan menghilangkan aura autentik Gamsutl.

  • Ancaman kerusakan: Lonjakan wisatawan bisa mempercepat keruntuhan struktur bangunan.